20130619

Bismillah.

Of Abasa. The other side of the coin.

What was Abdullah Ibnu Ummi Makhtum's reaction following the incident?

What would we do, if we were in his shoes?

Option 1:
Merajuk, makan hati, being an introvert, rasa diri tak penting, bawa diri,  buat ikut cara dan logik akal sendiri, walhal pada asalnya seek help untuk syura bagi maslahah DnT.

Option 2:
sabar dengan sabar yang baik, berlapang dada, curhat dengan Allah, yakin yang Allah je boleh bagi jalan keluar terbaik.

“If you were to rely upon Allah with reliance due to Him, then He would provide for you just as He provides for the birds. They go out in the morning with empty stomachs but return full.” - [Ar-Rasul]

"Tidak ada kesusahan (atau bala bencana) yang menimpa (seseorang) melainkan dengan izin Allah; dan sesiapa yang beriman kepada Allah, Allah akan memimpin hatinya (untuk menerima apa yang telah berlaku itu dengan tenang dan sabar); dan (ingatlah), Allah Maha Mengetahui akan tiap-tiap sesuatu." [At-Taghabun:11] 

"sangkutkan segala macam masalah/isu yg simpul2 dalam hati tu kepada Allah, kembalikan serahkan bertajarrud bertaqarrub dlm erti kata yg sebenarnya kepada Allah yg pertama2. kemudian, baru kita mencari sumber dr makhlukNya yg lain, then only seek assistance from your friends, selepas itu baru meminta pandangan dr saudara kamu, after comes your naqibah/murabbi or whomever. kerana makhluk, friends, saudara, naqibah/murabbi akhirnya akan musnah jua dan yg kekal tetaplah Allah yg Esa. jd antunna, akhawat & ukhuwwah kt adalah satu rahmat dr Allah sbg satu kurniaan dr sisi Allah, namun ia bukan pengganti the real deal hubungan kita dgn Allah sendiri. jdkan hubungan Allah itu cukup buat kita. let it be enough, sufficient for us, insyaAllah." [Quoted]

May God allow our hearts to attain peace through faith and true reliance on Him alone.

Dan jalan keluar yang dihadiahkan Allah bagi Abdullah Ibnu Ummi Makhtum sememangnya terbaik, mashaAllah. Sehingga Ar-rasul, setiap kali bertemu beliau, akan berkata, "wahai abdullah ibnu  ummi makhtum, yang kerananya aku ditegur oleh Allah". Menjadi teladan buat para du'at yang berdepan dengan taarif dan takwin. Itu kalau di posisi Ar-rasul.

Tapi kalau kita di posisi Abdullah Ibnu Ummi Makhtum?

Allahumma ya Allah, tarbiyahlah kami dengan apa jua cara yang Kau sukai..

.

No comments: